Minggu, 06 Agustus 2017

Apa Itu TOGAF ADM? Apa Kegunaannya?


Pada saat ini seriring dengan perkembangan teknologi yang pesat, teknologi informasi sudah digunakan secara luas. Sudah banyak institusi ataupun perusahaan yang menggantungkan proses bisnisnya pada penggunaan teknologi informasi, hal ini dikarenakan teknologi  informasi bukan lagi sebagai pendukung melainkan sebagai kebutuhan. Dengan adanya teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pada proses bisnis perusahaan dan dapat melakukan investasi untuk jangka ke depan.

Salah satu faktor utama pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan atau institusi adalah karena semakin berkembangnya proses bisnis yang ada membutuhkan pengembangan teknologi informasi juga. Dengan adanya keselarasan antara proses bisnis yang ada dengan perkembangan teknologi informasi diharapkan institusi atau perusahaan dapat mewujudkan tujuannya. Untuk mensinergikan proses bisnis dengan teknologi ingormasi maka peru adanya Enterprise Architecture.

Enterprise Architectute mengandung arti perencanaan, pengkalsifikasian, pendefinisian dan rancangan konektifitas dari berbagai kompomnen yang menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dalam membangun Enterprise Architecture, antara lain:

1. Memperlancar Proses Bisnis
Keuntungan dasar dalam membangun sebuah enterprise architecture adalah untuk menemukan dan mengurangi pengulangan pada proses bisnis. Penyebab pengulangan ini dikarenakan pandangan organisasi yang berbeda-beda pada data atau proses bisnis. Pendekatan dasar untuk membangun enterprise architecture adalah memfokuskan pada data dan proses.

2. Mengurangi Kerumitan Sistem Informasi
Suatu kerangka kerja mengurangi kerumitan sistem informasi. Hal itu dicapai melalui suatu proses identifikasi.

3. Memungkinkan Integrasi Melalui Data Sharing
Enterprise Architecture mengidentifikasikan standar data untuk digunakan bersama (share). Contoh kebanyakan perusahaan mempunyai data pelanggan dan data pasar, tetapi data tersebut tersimpan dalam basis data yang berbeda beda. Enterprise Architecture membentuk kompatibilitas dari data yang digunakan (share) tersebut. Kompatibilitas data menyediakan suatu data standar yang disimpan pada data warehouse untuk riset dan analisis pasar. Suatu rancangan arsitektur yang baik tidak hanya memperlancar value chain perusahaan, tetapi juga dapat menyediakan infrastuktur yang diperlukan untuk menghubungkan value chain antar perusahaan.

4. Mempercepat Evolusi Teknologi Baru
Teknologi client/server berkisar pada pemahaman data dan proses yang membentuk dan mengaksesnya. Selama Enterprise Architecture distrukturkan berdasarkan data dan proses serta tidak adanya pengulangan pada sesuatu yang sama, maka teknologi client/server dapat berjalan dengan baik dalam suatu sistem informasi di suatu perusahaan/institusi.

Dalam merancang Enterprise Architecture dibutuhkan sebuah framework, salah satu framework yang di gunakan untuk merancang Enterprise Architecture adalah TOGAF. TOGAF (The Open Group Architecture Framework) adalah framework yang memberikan pendekatan komprehensif untuk merancang, merencanakan, melaksanakan dan mengelola Enterprise Architecture. TOGAF digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dan dalam perkembangannya TOGAF digunakan pada bidang perbankkan, industri, manufaktur dan pendidikan.

TOGAF-ADM merupakan metodologi lojik dari TOGAF yang terdiri dari beberapa tahapan untuk mengembangkan dan memelihara technical architecture dari organisasi. ADM membentuk iteratif untuk keseluruhan proses antar dan tiap fase sehingga pada tiap iterasi diambil sebuah keputusan baru yang dapat menentukan luas cakupan enterprise, level kerincian, serta target waktu yang ingin dicapai. Berikut ini adalah tahapan dari TOGAF ADM:


1. Peliminary Phase
Fase ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas arsitektur termasuk customization TOGAF dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur. Tujuan fase ini  adalah untuk menyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini untuk mensukseskan proses arsitektur. Pada fase ini harus menspesifikasikan who, what,  why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.

2. Architecture Vision
Fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur.

3. Business Architecture
Fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini tools  dan  metode  umum untuk pemodelan seperti: Integration DEFinition (IDEF) dan  Unified Modeling Language  (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

4. Information System Architecture
 Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses, dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu:  ER-Diagram,  Class Diagram, dan  Object Diagram.

5. Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan  Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.

6. Opportunities and Solution
Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan, identifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada. Pada fase ini juga akan di-review gap analysis yang sudah dilaksanakan pada fase Technology Architecture.

7. Migration and Planning
Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar prioritas akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi.

8. Implementation Governance
Fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur.

9. Architecture Change Management
Fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur yang baru. Pada fase ini akan diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana manajemen perubahan tersebut, dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur.

10. Requirement Mangement
Melalui proses pengelolaan architecture requirements sepanjang siklus ADM berlangsung. (MA/GF)


Sumber:Armata, L. (2003). Prix de la Fondation Monique et Robert Parizeau 2002. Québec : Musée national des beaux-arts du Québec.
Katili EA. 2004. Pengembangan Arsitektur Informasi Perusahaan Aspek Fungsi, Jaringan, Motivasi, AJB Bumi Putera 1912 [Tesis], Bandung: ITB, Hal 9.
TOGAF. (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Van Haren Publishing.


Ditulis oleh:
Galih Fathoni S.Kom
Junior Consultant
Smartpro Solusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar